Benarkah Data Pemilih Berkelanjutan Akan Menjadi Bom Waktu Bagi Penyelenggara Dan Pengawas Pemilu?
|
Bawaslu Kota Administrasi Jakarta Selatan (Bawaslu Jaksel) kembali melakukan Diskusi Daring pada Seri Pendidikan Politik dan Pengawasan Pemilu yang diadakan pada Rabu, 22 Juli 2020.
[smartslider3 slider="32"]Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Administrasi Jakarta Selatan (Bawaslu Jaksel) kembali melakukan Diskusi Daring pada Seri Pendidikan Politik dan Pengawasan Pemilu yang diadakan pada Rabu, 22 Juli 2020. Diskusi daring kali ini membahas tentang Data Pemilih Berkelanjutan (DPB) yang mana telah kita ketahui bahwa permasalahan daftar pemilih merupakan tahapan yang cukup menguras waktu, tenaga, dan pikiran para penyelenggara, bahkan menarik perhatian para peserta pemilu. Selain itu, permasalahan ini juga tidak pernah tuntas sehingga menjadikan permasalahan yang kompleks di setiap proses pilkada maupun pemilu. Permasalahan tersebut nantinya akan menjadi bom waktu apabila penyelenggara pemilu tidak serius melakukan pemeliharan atau pengawasan DPB.
Diskusi daring ini sangat diperlukan untuk mencari solusi atas permasalahan data pemilih yang selalu menjadi polemik bagi penyelenggara pemilu, seperti halnya Nomor Induk Kependudukan (NIK) ganda, perpindahan penduduk masyarakat yang tidak jelas, bahkan pemilih yang telah meninggal masih saja dimasukkan dalam dalam daftar pemilih. Ketua Bawaslu Jakarta Selatan, Muchtar Taufiq, membuka acara diskusi daring dan menghadirkan narasumber Kepala Dinas Dukcapil Provinsi DKI Jakarta Danny Sukma dan juga para narasumber lain seperti Drs. Ahmad Fachrudin, M.Si., Rikson H Nababan, M.H., serta ketua Bawaslu DKI Jakarta Muhammad Jufri sebagai Keynote Speech. Hadir pula dalam kesempatan ini Ahmad Barizi selaku Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Selatan yang memberikan tanggapan atas beberapa pertanyaan terkait dengan data pemilih berkelanjutan. Diskusi daring ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran bagi penyelenggara pemilu beserta stakeholdernya untuk mencegah permasalahan DPB agar tidak menjadi masalah yang kompleks pada pemilihan selanjutnya.
Penulis : Dwi Rinatama - Editor : Vito Dixit Putra