Lompat ke isi utama

Berita

PUISI PENGAWASAN PARTISIPATIF

PUISI PENGAWASAN PARTISIPATIF

PUISI PENGAWASAN PARTISIPATIF (Oleh Hj. Siti Aminah ) Anggota Bawaslu Jakarta Selatan

Hj. Siti Aminah

Jangan katakan kau bukan siapa siapa…

Jangan bilang kau hanya orang biasa…

Jangan katakan kau hanya rakyat kecil…

Dan……

Jangan bilang kau tak peduli dengan negeri ini….

Jangan lah berpikir untuk acuh tak acuh.. dan

Tak peduli pada bangsamu, pada negaramu pada pilihanmu,

pada hak suaramu yang dijamin negara untukmu sebagai warga negara….

Sibukmu bukan alasan untukmu untuk tidak memilih…

Pintarmu…., jangan membuatmu apatis dan enggan untuk mengawal, membantu mengawasi agar suaramu tidak disalah gunakan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab….

Janganlah kamu enggan mencoblos tersebab kayamu dan…

Bukanlah alibi untuk golput karena kemiskinanmu.

Jangan jadikan alasan untuk tidak datang ke TPS…

Jangan jadikan alasan untuk tidak mengawal demokrasi ini, karena kamu punya hak untuk memilih dan kamupun wajib untuk ikut mengawasi…

Kepada mu bapak-bapak, ibu-ibu, Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat diseluruh Pelosok Negeri ini..

Dirimu adalah teladan bagi generasi dan penerus mu…

Kuatkan hatimu untuk mengawal demokrasi ini dan….

Katakan tidak…., apabila ada kecurangan, ada pelanggaran…

Laporkan…. Dan laporkan ke kami Bawaslu…

Karena laporanmu cambuk untuk peserta pemilu yang ingin berlaku curang  dan ingin mengambil jalan pintas untuk mendapat dukungan dengan cara-cara tidak terpuji.

Kepada mu wahai kaum Millenial, adik-adik mahasiswa, para remaja putra putri harapan bangsa….

Kobarkan dan bangkitkan semangatmu, untuk mengawal pesta demokrasi ini..

Bakar jiwa mudamu dengan rasa peduli terhadap PEMILU…

Kawallah NKRI…..

Marilah BERPARTISIPASI…….

______PUISI KEDUA_______

DISINI KAMI MENGAWASI

Pemilihan Umum

Karena kamulah terlahir…..

Pemimpin Negeri, para Anggota Dewan, maupun Kepala Daerah di seluruh pelosok Negeri tercinta ini….

Pemilihan Umum…

Karena engkaulah kami Bawaslu ada dari mulai Bawaslu RI, Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan bahkan pengawas dimasing-masing TPS.

Untuk mengawal pemilu ini berjalan secara demokrasi sesuai amanat Undang-undang Dasar 1945.

Pemilihan Umum…

Pestamu itu milik kami semua sebagai warga negara Indonesia

Dengan Berdaulat mu, maka negara ini akan tetap Berjaya dan tidak dipandang sebelah mata oleh negara-negara lain….

Kami jajaran Bawaslu akan tetap berjaga, bersiaga demi mengawalmu…

Pemilihan Umum…

Demi keadilan Demokrasi di Indonesia yang ku cinta ini… dan…

Demi masa depan bangsa yang aku banggakan ini…

Mata ini tak akan pernah terpejam dan telinga ini tak akan pernah berhenti mendengarkan laporan-laporan dari masyarakat….

Kami awasi…., dan terus mengawasi….

Pemilihan Umum….

Kamu memang bukan hal yang sempurna dan tiada cela…

Namun…..,

Kamu tetap menjadi pilihan bangsa ini..

Karena melalui mu, kami boleh berbeda pilihan…

Namun semboyan kami tetap satu….

NKRI harga mati…..

_____PUISI KE TIGA_____

PUISI PEMILU

Kita bukan mengganti

Itu sama saja memaksa kehendak hati

Tapi kita memilih

Yang dibebaskan tanpa ada Pamrih.

Kita bukan mendengar hasutan

Yang akan memecah belah persatuan

Tapi kita mendengarkan kampanye dengan orasi yang penuh edukasi

Yang menghilangkan segala tebaran kebencian, apalagi sampai mencaci maki

Hasutan bisa mendatangkan kerusuhan

Ketika zaman kolonial, nenek moyang kita sudah merasakan

Masih ada hasutan, berarti masih ada dialam penjajahan

Jadi…., berkampanyelah dengan menebar kecerdasan..

Bukan membodohi karena semata-mata untuk mendapat kekuasaan

Kampanye itu bukan hanya berkata.., pilihlah aku…

Tapi.., yakinkan kepada massa dengan kata… Percayai aku…!!

Kepercayaan adalah kejujuran…

Kejujuran itu kebenaran…

Pilihlah peminpin yang jujur…

Pilihlah pemimpin yang benar..

Jadilah Rakyat yang jujur…

Rakyat yang memilih dengan benar…

Salah memilih ketika pemilu

Sama saja dengan membuat sembilu

Yang akan menancap di jantung sendiri

Sepanjang kekuasaan akan tersakiti..

Demokrasi itu ada dihati..

Bukan kata-kata yang hanya mimpi…

Maka…., pilihlah dengan hati Nurani…